Dari Kepala ke Hati: Transformasi Gaya Kepemimpinan Melalui Be the Lantern
Di balik setiap kesuksesan perusahaan, ada kisah manusia; tentang impian, tantangan, dan beban tak terlihat yang harus ditanggung para pemimpin setiap hari.
Maka tak jarang hampir semua dari mereka pasti pernah mengalami stres yang berlebihan atau bahkan burnout.
Sebagai pendiri Plus Advisor sekaligus pemimpin yang sering berkolaborasi dengan pemimpin lainnya, Priskilla Lusina paham betul mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kepemimpinan.
Setelah lebih dari dua dekade pengalaman dalam manajemen strategis dan kepemimpinan, Ibu Priskilla menyaksikan langsung bagaimana beban mental dapat menggerogoti tidak hanya individu, tetapi juga seluruh isi perusahaan.
Hal inilah yang mendasari bedirinya program Plus Advisor, Be the Lantern.
Dengan program Be the Lantern, kami mengajak para pemimpin untuk berhenti sejenak, merenung, dan kembali terhubung dengan tujuan mereka.
Inisiatif Plus Advisor: Be the Lantern
Tujuan utama dari Be the Lantern adalah untuk mendukung terciptanya keseimbangan yang sehat antara kepemimpinan yang efektif, refleksi diri, dan kesehatan mental.
Program ini diluncurkan dengan pemahaman bahwa seorang pemimpin yang kuat secara mental memiliki kapabilitas lebih untuk menciptakan dampak positif yang jauh lebih besar, tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga bagi setiap individu yang ada di sekitarnya.
Ada satu filosofi yang mendasari Be the Lantern– sangat sederhana namun mendalam: seorang pemimpin tidak bisa terus menerangi jalan bagi orang lain tanpa menjaga cahaya atau apinya sendiri.
Kepemimpinan yang sehat tidak melulu tentang membuat keputusan atau memimpin tim. Menjaga keseimbangan mental, menemukan ketenangan batin, dan mampu mengelola diri di tengah tekanan dunia yang semakin kompleks pun juga salah satu seni dari kepemimpinan.
Filosofi kepemimpinan yang diterapkan oleh Plus Advisor sendiri meliputi kesejahteraan mental, keseimbangan emosional, dan empati. Kami percaya bahwa ketiga hal tersebut merupakan fondasi utama dalam membangun sebuah organisasi yang berkelanjutan dan manusiawi.
Namun, masih belum banyak organisasi yang menerapkan pendekatan berbasis rasa seperti ini– terutama di dunia korporasi yang sering kali lebih menekankan pada logika, angka, dan strategi bisnis ketimbang memperhatikan kesejahteraan orang-orang yang ada di dalamnya.
Program Be the Lantern adalah salah satu bentuk konkret dari filosofi kepemimpinan ini.
Retret di Sukabumi: Waktu untuk Merenung dan Menemukan Keseimbangan
Salah satu bagian dari program Be the Lantern adalah Be the Lantern Retreat, yang digelar di Sukabumi, Jawa Barat.
Lokasinya yang jauh dari keramaian kota ini memberikan suasana alam yang tenang sehingga sangat cocok untuk para pemimpin yang memerlukan waktu melepaskan diri dari rutinitas dan hiruk pikuk kota besar.
Partisipan diajak untuk berhenti sejenak dan berpikir santai tentang bagaimana pengalaman, tekanan, dan tantangan hidup mereka memengaruhi cara mereka memimpin.
Di sini, mereka belajar bahwa kepemimpinan itu ternyata juga soal mendengarkan perasaan dan memahami diri sendiri dan orang lain, serta menjaga hubungan yang sehat dalam tim.
Retret di tempat asri ini memberi kesempatan untuk melihat kembali bagaimana seorang pemimpin bisa tetap menjaga keseimbangan mentalnya, agar bisa membawa dampak positif dan menjaga tim tetap solid.
Be the Lantern ini bukan sekadar program sekali jalan. Sejak awal, program ini telah menjadi bagian dari visi besar kami di Plus Advisor untuk menciptakan kepemimpinan yang lebih sadar diri, seimbang, dan bermakna.
Setelah mengikuti retret ini, para pemimpin seperti supervisor dan kepala tim kembali dengan perspektif baru tentang bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin yang lebih baik.
Semuanya ternyata tak selalu tentang strategi dan keputusan bisnis. Bagaimana cara kita memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita juga sama pentingnya.
Bagaimana Kesehatan Mental Pemimpin Mempengaruhi Kesehatan Oraganisasinya?
Dunia bisnis sangat identik dengan persaingan. Jadi, sering kali pemimpin dipandang sebagai sosok yang harus selalu tampil kuat dan tegas. Tak ada waktu untuk menunjukkan kelemahan atau keraguan sedikitpun.
Akibatnya, kesehatan mental menjadi elemen yang sering terabaikan karena masih banyak hal-hal tentang bisnis dan organisasi yang menjadi prioritas dan harus dilakukan.
Padahal, tanpa kesehatan mental yang terjaga, seorang pemimpin akan kesulitan memimpin dengan empati serta kesadaran diri.
Kepemimpinan yang penuh empati dan kesadaran diri membuat mereka lebih peka akan kondisi dan kebutuhan tim, mampu berkomunikasi, dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan yang dapat berdampak besar pada masa depan perusahaan.
Kepemimpinan Sehat Untuk Organisasi Sehat
Sebagai pemimpin, Priskilla Lusina telah menunjukkan bahwa kesehatan mental salah satu kunci untuk keberhasilan organisasi. Karena kepemimpinan sejati adalah tentang menciptakan keseimbangan yang sehat antara pencapaian tujuan dan merawat semua orang yang menjalankan proses tersebut.
Dengan mengedepankan filosofi Be the Lantern, Plus Advisor berkomitmen untuk tidak hanya semata-mata berfokus membangun bisnis yang sukses, tetapi juga mendukung para pemimpin untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik– secara emosional, mental, dan sosial.
Seperti lentera yang menyala di kegelapan, pemimpin yang telah menjalani perjalanan ini kini membawa cahaya yang lebih terang, yang tidak hanya menerangi jalan mereka sendiri, tetapi juga memberikan arah dan harapan bagi tim mereka.
Sebagai family office pertama di Indonesia, Plus Advisor terus mendorong pendekatan kepemimpinan yang lebih seimbang, sadar, dan peduli.
Karena pada akhirnya, kepemimpinan sejati lebih dari penyusunan strategi organisasi, tetapi tentang warisan yang nantinya kita tinggalkan– yaitu nilai-nilai yang akan bertahan untuk generasi mendatang.